AKARBERITA.com, Sidrap – Ditengah era globalisasi seperti sekarang ini, budaya gotong royong mulai semakin luntur. Tapi hal tersebut tidak terjadi di daerah Barukku, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap. Budaya gotong royong di sana masih hidup dan mengakar sampai sekarang. Seperti yang terlihat saat proses pindah rumah (Mappalette bola) di Kelurahan Batu, Kecamatan Pitu Riase, Sidrap Jumat (4/1).
Oleh masyarakat setempat kegiatan Mappalette bola ini dilakukan secara beramai-ramai oleh masyarakat setempat. Bahkan kegiatan gotong royong memindahkan rumah ini juga turut dibantu oleh Sekertaris Kecamatan (Sekcam) Pitu Riase Jemmy Harun, Kapolsek Pitu Riase AKP Sudirman, Lurah Batu Jamaluddin dan perangkat Kecamatan dan kelurahan Batu.
Camat Pitu Riase, Abbas Aras mengatakan, tradisi gotong royong memindahkan rumah tersebut sudah dilakukan oleh masyarakat Pitu Riase secara turun-temurun. Warga yang hendak memindahkan rumahnya akan dibantu oleh warga sekitar dengan sukarela.
“Ini budaya gotong royong yang masih hidup dan lestari di masyarakat kita sampai saat ini. Kita bisa lihat, secara spontan masyarakat datang membantu. Ratusan orang ikut mengangkat rumah. Penyampaian cuma melalui pengumuman di masjid dan secara spontan masyarakat datang beramai-ramai,” kata Abbas.
Umumnya, lanjut Abbas, setelah rumah selesai dipindahkan atau di tempat baru, kegiatan dilanjutkan dengan acara syukuran atau yang dikenal masyarakat Bugis dengan acara Baca Barazanji. Tujuannya agar rumah yang baru saja dipindahkan terhindar dari bencana dan malapetaka. “Tradisi lalu diakhiri dengan acara makan bersama sebagai bentuk ikatan silaturahmi yang erat antara warga,” lanjutnya.
Usai mengangkat rumah ratusan warga yang terlibat dalam kegiatan ini menyantap makanan yang disediakan pemilik rumah. Hal ini juga dianggap sebagai imbalan dan ucapan terima kasih kepada seluruh warga yang rela meluangkan waktu untuk membantu memindahkan rumahnya.
Sementara Sekcam Kecamatan Pitu Riase, Jemmy Harun yang ikut membantu warga mengaku kagum dengan samangat gotong royong yang masih terjaga tersebut. “Ini pemandangan yang paling menakjubkan selama saya bertugas disini. Saya sangat bangga bahwa di era seperti ini masih ada tempat yang semangat gotong royong dan ikatan kekeluargaannya masih sangat tinggi. Semoga ini terus terjaga,” pungkasnya.
Sedangkan Pemilik rumah Jarah mengaku, kegiatan memindahkan rumah di Barukku ibu kota kecamatan Pitu Riase itu sedikit terkendala dengan tanaman pinggir jalan yang menghalangi proses pemindahan. Namun beruntung cuaca cukup mendukung.
Oleh karena itu, lanjut Jarah, pihaknya sangat terbantu dengan masih adanya semangat gotong royong seperti ini. Ia mengaku tanpa gotong royong tersebut kemungkinan sangat sulit baginya untuk memindahkan rumahnya, terutama masalah biaya.
“Tapi dengan budaya gotong royong ini kita hanya menyiapkan konsumsi bagi masyarakat yang ikut gotong royong,” ujar Jarah.
(Dwi)