AKARBERITA.com, Makassar – Sejumlah Aktivis Perempuan dan Anak Sulawesi Selatan yang tergabung dalam Koalisi Ngo Perempuan dan Anak, turut menyaksikan debat kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur perdana yang digelar, Rabu (28/3) malam kemarin, baik secara langsung maupun melalui siaran televisi, mengaku kecewa.
Pasalnya, debat kandidat disiarkan langsung melalui Kompas TV bertema pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup dan berorientasi pada pemerataan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, yang mengurai visi misi para kandidat terkait pembangunan berkelanjutan, aspek sosial, ekonomi dan sumber daya alam, sama sekali tidak menyentuh keterlibatan ataupun menjadi penerima manfaat bagi perempuan, anak dan disabilitas.
Aktivis Perempuan dan Anak Lusia Palulungan mengatakan, pada debat kandidat yang diikuti empat Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wagub, bahkan tak sekalipun menyebut kata perempuan, anak dan disabilitas pada tiap pemaparannya.
Seluruh kandidat, katanya, hanya menyampaikan jawaban yang pada umumnya menyebut manusia dan menyinggung soal kemiskinan.
“Meski kata manusia mencakup laki-laki, perempuan, anak dan kelompok lainnya, namun hal ini telah menunjukkan bahwa perempuan, dan akan tidak dianggap sebagai subyek yang perlu dan penting menjadi perhatian dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembangunan,” papar Lusi.
Padahal, kata Lusia lagi, jika pertanyaan seputar siapa yang paling membutuhkan jaminan akan lingkungan yang berkelanjutan yaitu air, tanah dan lingkungan, menurunya perempuanlah yang paling bersentuhan dan sangat membutuhkan air bersih. Bahkan irigasi yang sangat terkait dengan bidang pertanian, pun menurutnya jika perempuannya yang memegang peranan paling besar dalam pertanian, dimulai sejak menanam sampai pada pengolahan hasil. “Adalah penting menciptakan lingkungan yg ramah dan nyaman untuk anak agar mereka tidak menjadi korban ketidakadilan,” katanya.
