Regional

Lagi, Bandara Sultan Hasanuddin Batalkan Penerbangan Makassar-Manado

AKARBERITA.COM, Maros – Bandara Sultan Hasanuddin, kembali membatalkan enam penerbangan menuju Bandara Sam Ratulangi, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Pembatalan, masih karena alasan erupsi gunung Ruang, di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulut, yang terjadi dua hari lalu.

General Manager Bandara Sultan Hasanuddin, Taochid Purnomo Hadi mengatakan, hingga hari ini, , Jumat (19/4/2024), bandara Sam Ratulangi masih dinyatakan tutup.

“Untuk tujuan Manado masih dinyatakan close. Karena masih terdapat abu vulkanik di sekitaran area bandara. Makanya penerbangannya belum dibuka dulu sampai kondisinya membaik,” jelasnya jelasnya.

Sejauh ini kata Taochid, sudah ada 14 penerbangan yang cancel penerbangannya ke Manado.

“Hari ini ada enam penerbangan yang dibatalkan, kemarin ada delapan. Mudah-mudahan Bandara lain juga tidak dulu membuka penerbangan ke Manado sehingga tidak divert ke Makassar,” katanya.

Dia juga mengingatkan, agar airline untuk sementara tidak menjual tiket ke Manado, selama masih kondisi abu vulkanik masih aa. “Penumpang juga diberikan kesempatan untuk reschedule tiketnya,” tegasnya.

Salah satu penumpang asal Sulawesi Tenggara, Tono Hasrianto mengatakan, dia melakukan penerbangan dari Sulawesi Tenggara. Berdasrkan jadwal penerbangannya, dia berangkat ke Manado pukul 08.30 Wita hari ini. “Saya tadi datang ke customer service hasilnya di suruh refund, karena tidak ada penerbangan ke sana,” jelasnya.

Meski telah direfund, tapi tiketnya belum dapat di reschedule, karena belum bisa dipastikan kapan ada penerbangan. “Terpaksa tinggal dulu di Makassar, nginap dirumah teman,” tutupnya.

Sementara Koordinator Informasi Meterologi Penerbangan BMKG Sultan Hasanuddin, Heri Ismanto menjelaskan, penutupan Bandara Sam Ratulangi akan terus dilakukan selama abu vulkanik dari erupsi gunung Ruang masih diterbangkan angin dan masih berada di Bandara Sam Ratulangi.

Pihak BMKG setempat kata dia, masih terus melakukan penelitian dengan metode paper test untuk mengetahui kondisi terkini bandara.

“Jadi untuk tes keberadaan abu vulkanik itu kami menggunakan paper test. Ini dilakukan selama 30 menit. Jika terdapat abu vulkanik di atas kertas, itu berarti debunya masih ada, dan tidak bisa ada penerbangan selama masih ada debu vulkanik di Bandara,” ujarnya.

Saat ini kata dia, ketinggian abu vulkanik dari permukaan tanah mencapai 5 kilometer. Sehingga sangat membahayakan penerbangan, serta debu abu vulkanik bisa merusak mesin pesawat.

(Najmi S)

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top
error: Content is protected !!