AKARBERITA.com, Makassar – Puluhan Mahasiswa kembali menggelar aksi demonstrasi di bawah jembatan Flay Over, Kota Makassar, Senin (18/3).
Puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi seperti Komunal, FMK, Pembebasan, CGMT, Bem Fai Umi, AMP dan PMII Rayon Fai Umi ini menggelar aksi atas nama Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Venezuela (Sri Venezuela).
Menurut salah satu peserta aksi, Daeng Koto’, aksi ini mereka lakukan sebagai momen Hari Solidaritas Global untuk Venezuela.
Daeng Koto’ menjelaskan, bahwa di dunia internasional, Venezuela aktif membantu perekonomian negara-negara Dunia Ketiga. Pada negara-negara di Amerika Tengah dan Karibia, misalnya, Venezuela memberi bantuan subsidi minyak.
“Venezuela juga merangkul Kuba yang telah lama diisolasi AS, menganjurkan kemandirian politik di Amerika Latin, serta tak kenal lelah bersolidaritas dan mendukung perjuangan rakyat Palestina,” jelasnya.
Saat ini kata Daeng Koto’, Dewan Keamanan PBB mengajukan proposal agar persoalan Venezuela diselesaikan dengan cara intervensi militer. Cara tersebut jelas sangat berbahaya karena akan membuat rakyat Venezuela semakin menderita akibat perang.
“Tujuan dari semua itu adalah menggulingkan Pemerintah Bolivaria, sehingga kapitalisme dapat menjarah dan mengontrol kekayaan alam Venezuela secara langsung, mengembalikan hegemoni imperialisme AS di Venezuela, dan membenamkan capaian-capaian positif Revolusi Bolivaria. Intervensionisme ala Amerika Serikat tersebut bukanlah hal yang baru,” katanya.
Ia menyebutkan, dalam satu dekade terakhir, rakyat Irak, Palestina, Afghanistan, Libia, Yaman, Republik Demokratik Kongo, dan Suriah, telah menderita dan menjadi saksi kebiadaban intervensi (militer) AS.
Bahkan Indonesia sendiri pernah menjadi korbannya pada dekade 1960-an. Pada 1990-an dan dekade awal abad ke-21, AS mengobrak-abrik Amerika Latin dan berhasil menempatkan boneka-bonekanya di Cile, Argentina, Kolombia, Honduras, Ekuador, dan, yang terbaru, Brasil.
“Kini Venezuela ada baris depan perjuangan melawan imperialisme AS. Kita harus mendukung Venezuela, sebab kekalahan Venezuela berarti perjuangan rakyat sedunia mewujudkan perdamaian dan tatanan sosial alternatif akan menjadi semakin sulit,” tambahnya.
Sebelum peserta aksi ini membubarkan diri, mereka menyampaikan pernyataan sikap untuk menentang intervensi imperialisme Amerika Serikat di Venezuela.
Mereka juga menuntut agar Amerika Serikat segera menghentikan blokade dan perang ekonomi di Venezuela, serta menyerukan kepada media massa Indonesia agar tidak turut menyebarkan berita bohong (fakenews) yang dipropagandakan secara masif dan sistematis oleh korporasi media massa imperialis.
(Henra)