AKARBERITA, Sidrap – Pemerintah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menerapkan pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) hingga 5% pertahun ini,termasuk pada sejumlah produk dan jasa seperti, makanan, alat elektronik, BBM, telepon genggam, air minum, tagihan listrik dan pemesanan hotel, berdampak pada penundaan pemberangkatan jemaah sejumlah travel perjalanan umrah dan haji.
Namun hal itu tidak berlaku dalam Manajemen Travel PT Annur Maarif yang bermarkas di Kabupaten Sidrap. Kenaikan pajak di Arab Saudi, tidak dijadikan alasan untuk tidak memberangkatkan calon jemaahnya, tanpa membebani menaikkan harga ataupun meminta tambahan tarif penyesuaian.
Hal itu ditegaskan, CEO PT Annur Maarif Bunyamin Yapid pada akarberita.com mengemukakan, menaikkan pajak oleh kerajaan Arab Saudi tidak serta merta harus diberlakukan penyesuaian pada manajemen perusahaan yang dipimpinnya.
“Jika travel lain memilih menunda-nunda pemberangkatan jemaahnya karena kenaikan pajak, kami justru tetap memberangkatkan jemaah sesuai jadwal yang telah ditentukan, tanpa tambahan biaya,” paparnya.
Meski diakui jika kenaikan tersebut memberatkan pihaknya, namun kata Bunyamin lagi, masih bisa diatasi pihaknya. Annur Maarif berprinsip beribadah melalui PT Annur Travel adalah pilihan tepat, bukan pilihan nekat.
“Kekurangan akan kami subsidi sebagai konsekuensi kenyamanan jemaah beribadah bersama Annur Maarif,” ujarnya.
Bunyamin menambahkan, pihaknya menjamin seluruh jemaah yang telah terdaftar dan telah mengantongi jadwal keberangkatan, akan tetap diberangkatkan. Dia menghimbau, agar seluruh jemaah PT Annur Travel tidak terpengaruh terkait isu pembatalan atau penundaan pemberangkatan jasa perjalanan umrah dan haji yang dipimpinnya.
“Kami menjamin 100% seluruh jemaah yang telah mendaftar akan berangkat tepat waktu dan jadwal yang ada, karena kepuasan pelayanan jemaah memang menjadi tujuan utama kami,” tandasnya.
(Ady Sanjaya)
