Edukasi

Monumen Paccekke Barru, Saksi Perjuangan Jendral Soedirman di Sulsel

AKARBERITA.com, BARRU – Monumen Paccekke di Desa Pacekke, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, menjadi saksi bisu perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman, khususnya di Sulawesi Selatan. Pacekke, dikenal sebagai daerah kelahiran TRI Devisi Hasanuddin dan cikal bakal Kodam XIV Hasanuddin.

Sejarah Pacekke dijabarkan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Barru Andi Adnan Azis, saat memimpin upacara peringatan Hari Infanteri ke-70 tahun di Monumen Pacekke. Adnan mengemukakan, di wilayah tersebut (Pacekke), tepatnya pada tanggal 20 Januari 1947 silam, empat resimen masing-masing, Resimen I Paccekke, II PKR Luwuk, III Bajeng Makassar Selatan dan IV PKR Kolaka Kendari, menggelar konferensi yang melahirkan TRI Devisi Hasanuddin.

“Pada monumen, dapat dilihat mandat berupa surat perintah Panglima Besar TRI Jenderal Soedirman pada Mayjen Andi Mattalatta untuk melakukan konferensi. Mandat menggunakan ejaan lama,” papar Adnan.

Pada kesempatan itu, Adnan secara simbolis juga melepas Peleton Beranting (Tonting) Yudha Wastu Pramuka Jaya Kodam XIV/Hasanuddin menuju Makassar, yang akan menempuh jarak sekitar 266 kilometer.

Sekadar diketahui, Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya merupakan salah satu tradisi Napak Tilas Perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman bersama para prajuritnya yang dilaksanakan oleh generasi muda TNI AD, khususnya Korps Infanteri.

“Tujuannya, guna memelihara dan meningkatkan jiwa korsa, semangat juang dan soliditas prajurit bersama seluruh komponen bangsa, dalam rangka menjaga kedaulatan serta keutuhan wilayah NKRI,” jelas Adnan membacakan amanat tertulis Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi.

Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya, tambah Adnan, digelar rutin tiap tahun jelang Hari Infanteri, yang diharapkan menjadi motivasi bagi para prajurit dalam memelihara dan menumbuhkan kesadaran, serta kebanggaan terhadap Korps Infanteri, guna memelihara kemampuan mobilitas jalan kaki sebagai identitas dan ciri khas bagi prajurit Korps Infanteri.

“Para prajurit TNI AD yang mengikuti kegiatan napak tilas, memaknai sebagai momentum dalam mewarisi nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan serta militansi para pendahulu kita dari tangan penjajah, di bawah kepemimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman,” urai Adnan.

(Yudha)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top
error: Content is protected !!