Thanksgiving merupakan tradisi kumpul keluarga yang dirayakan seluruh masyarakat Amerika tanpa memandang unsur keagamaan. Menurut sejarah, awal perayaan Thanksgiving ini merupakan wujud terimakasih atas berkah panen yang melimpah dan budaya ini masih sangat terjaga, walaupun sistem pertanian sudah sangat maju.
Umumnya seluruh anggota keluarga akan mudik, kumpul, masak dan makan bersama. Turkey atau Kalkun merupakan menu khas yang wajib di sajikan dan biasanya di santap dengan saus cranberry, gravy dan kentang yang sudah di haluskan dan dibumbui atau orang lokal menyebutnya Mash Potato. Ditambah dengan kue labu atau pumpkin pie yang biasanya disajikan sebagai makanan penutup.
Tidak ada tanggal tertentu untuk perayaan Thanksgiving karena setiap tahunnya di rayakan pada hari Kamis terakhir di bulan November dan ini merupakan salah satu libur nasional terbesar Amerika Serikat selain Natal dimana fasilitas umum seperti sekolah, kampus, bank, toko, kantor pemerintahan akan tutup.
Kampus kami libur sejak hari Rabu atau sehari sebelum Thanksgiving dan perkuliahan akan dimulai hari Senin, namun tugas kuliah tetap jalan selama liburan ini karena jatuhnya akhir semester musim gugur dengan udara yang sangat dingin.
Pada umumnya mahasiswa lokal ramai mudik bersama dengan menggunakan mobil pribadi, bus atau kereta api setelah perkuliahan hari Rabu, sehari sebelum hari perayaan Thanksgiving.
Suasana kampus sangat sepi dan fasilitasi kampus seperti perpustakaan, kantin, took buku dan cafe pun tutup. Pertanyaanya bagaimana dengan kami, mahasiswa international yang tidak bisa pulang kampung dan tidak punya keluarga dekat? Untungnya pihak kampus sudah memiliki program tertentu untuk mewadahi mahasiswa rantau.
Kantor bagian international jauh-jauh hari sudah menjadwalkan dan memasangkan mahasiswa international dengan warga lokal yang tertarik menjamu mahasiswa international di rumah mereka.
Sistemnya tidak wajib, hanya mahasiswa yang berminat yang mendaftarkan diri dan kemudian akan di email untuk informasi lebih lanjut tentang keluarga yang mengundang mereka.
Tahun lalu, saya tidak ikut program Thanksgiving kampus karena teman sekelas, warga Amerika, namanya Tashina, mengundang saya dan beberapa teman international makan malam dirumahnya bersama keluarga dan teman-teman dekatnya.
Sebelum menyantap kalkun dan menu lainnya, satu persatu dari tamu mengucapkan rasa syukur dan ucapan terima kasih. Menariknya malam ini ucapan syukur kami dalam berbagai Bahasa sesuai dengan asal teman-teman. Saya berdoa dalam Bahasa Indonesia dan teman-teman dari negara lain berdoa dengan Bahasa mereka seperti Bahasa Farsi, Arab, India, Mandarin, Afrika, Turkmenistan dan Bahasa Inggris.
Saya sangat bersyukur tidak hanya bisa menempuh pendidikan formal di bangku kuliah di negeri Paman Sam, tapi juga merasakan langsung tradisi dan budaya lokal dengan teman-teman mahasiswa rantau dari negara lain.
Salam hangat,
Rahmah Bakoko
Penulis adalah mahasiswa Indonesia asal Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Saat ini sedang menempuh kuliah S2 jurusan Perbandingan & Kebijakan Pendidikan tahun kedua (semester ke-3) di Lehigh University, Pennsylvania, Amerika Serikat.