Headline

Rabu, 09 April 2025
Regional

Pj Gubernur Sulsel Anggarkan Rp5 Miliar Untuk Bibit Cabai

AKARBERITA.COM, Maros – PJ Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, bakal menggelontorkan anggaran sebesar Rp5 miliar untuk pengadaan 50 juta bibit cabai. Langkah ini diambil guna menekan harga cabai di pasaran.

Bahtiar menyebutkan jika selama ini telah dilakukan program tanam cabai, namun karena masih tingginya permintaan, harga juga masih sangat tinggi.

Sehingga tahun depan, pihaknya berencana untuk memasifkan penanaman cabai, tidak hanya imbauan tetapi memberikan bibit gratis, drencanakan sebanyak 50 juta bibit.

“Kalau tidak, nanti ganti gubernur begitu lagi diskusinya karena persoalan cabai. Malu kita urusan cabai tidak bisa kita selesaikan. Saya minta juga untuk bupati dan wali kota serta Forkopimda untuk gerakan yang lebih agresif,” imbuhnya usai operasi pasar di Pasar Batangase, Maros, Selasa (21/11/2023).

Saat operasi, Bahtiar mengaku mendapati harga cabai rawit yang sangat tinggi. Bahkan harganya berkisar Rp80-90 ribu perkilogram.

“Kalau kita lihat di Bone cabai (rawit) Rp55 ribu, hari ini saya lihat di dua tempat cabai rawit Rp80 ribu. Bahkan ada yang Rp90 ribu, ini yang dari Salo Dua Enrekang. Jadi mahal sekali,” jelasnya

Salah seorang pedagang, Amir mengaku terpaksa menaikkan harga cabai.pasalnya, harga beli di petani mereka juga tinggi. Amir menyebutkan, stok komoditas cabai di Pasar Batangase ini pun sangt terbatas.

“Untuk cabai merah sekarang Rp45 ribu perkilogram turun dari Rp50 ribu, cabai keriting masih sama dengan pekan lalu Rp50 ribu per perkilogram, sedangkan cabai rawit dari Rp 60 ribu perkilogram menjadi Rp80 ribu. Kalau tomat Rp8 ribu perkilogram dari Rp5 ribu perkilogram,” jelasnya.

Pedagang lainnya Makmur mengatakan kenaikan sejumlah bahan pokok ini sudah terjadi sekitar dua minggu. Jumlah pembelinya menurun usai kenaikan harga.

“Orang juga mengurangi barang yang dibeli, kalau biasanya beli perkilogram, sekarang justru di bawahnya,” ungkapnya

Akibat kenaikan harga, Makmur mengaku sepi pembeli. Jika biasanya pembeli membeli perkilogram, kini mulai mengurangi jumlah yang dibeli.

“Orang juga mengurangi barang yang dibeli, kalau biasanya beli perkilogram, sekarang justru di bawahnya,” tandasnya.

 

(Naila)

BAGIKAN:

Berita Terkait

1 dari 115

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *