Halo Kecamatan

Penyandang Tunawicara di Lompoe Sulap Tali Kur Jadi Tas Cantik

AKARBERITA, Parepare – Trend fasion berbahan dasar tali kur, dijadikan peluang bisnis oleh Hasnah, warga RW 01 Kampung Baru Labempa, Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare. Dengan bekal hobi yang didukung keinginan belajar melalui media internet, perempuan tunawicara tersebut mampu menyulap tali kur menjadi kerajinan tas berkualitas.

Kemampuannya dalam mengeksplore keterampilan otodidak yang dimilikinya, handmade yang diproduksi Hasnah bisa menjadi pilihan untuk pelengkap fasion tas yang pada umumnya berbahan kain atau kulit. Tas yang dihasilkan pun beragam dengan kombinasi berbagai warna hingga terlihat lebih apik.

Dalam memproduksi tas-tas berbahan tali kurnya, Hasnah dibantu sang kakak bernama Hasni. Pada AkarBerita.com, Hasni mengatakan, khusus kerajinan tangan tali kur, dipelajari adiknya secara otodidak. Dia mengaku, sudah setahun terakhir menggeluti kerajinan tersebut. “Awalnya, permintaan hanya dari kalangan terdekat saja. Seperti tetangga. Dan kini mulai berkembang. Pesanan yang datang pun semakin lumayan jumlahnya,” kata dia.

Kerajinan yang dihasilkanpun, jelas Hasni, berdasarkan desain yang diminta pelanggan dan dibutuhkan waktu pembuatan maksimal satu minggu. Tergantung tingkat kesulitan desain tas yang dipesan konsumen. Untuk satu tas kerajinan tangan tersebut, dibanderol dari harga Rp80 ribu hingga Rp400 ribu. Untuk mempromosikan hasil keterampilannya, dua bersaudara tersebut juga kerap mengikuti event pameran.

Selain itu, tambah Hasni kerajinan tangan yang dihasilkan juga ada yang menggunakan barang bekas yang didaur ulang dan didesain menjadi dompet, tempat gelas hingga keranjang. Haranya dari Rp 35 ribu hingga Rp 300 ribu per item. “Pesanan kami batasi, terlebih biaya operasional untuk pembelian bahan baku juga masih terbatas. Kami hanya akan membuat setelah ada pemesan,” katanya.

Terpisah, Camat Bacukiki HM Iskandar Nusu mengatakan, pemerintah mendukung tiap upaya masyarakat yang menggeluti industri kreatif, karena berimbas pada peningkatan ekonomi kreatif. Hal itu, kata Iskandar, juga berdampak positif pada menurunnya angka pengangguran. “Khususnya dalam wilayah Bacukiki,” kata dia.

Hal itu, tambah Iskandar, bisa menjadi batu loncatan sebab melalui industri kreatif ini secara tidak langsung akan tumbuh lapangan-lapangan kerja sehingga membuat ekonomi mereka akan mandiri. “Jika masyarakat sudah mandiri dalam ekonominya, tentu potensi daerah tersebut untuk maju dan makmur juga semakin cepat,” paparnya.
(Gits)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top
error: Content is protected !!