AKARBERITA.com, Parepare – Pemerintah Kota Parepare, melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Parepare, bekerjasama Layanan Terpadu Satu Atap Pekerja Migran Indonesia (LTSA-PMI) Provinsi Sulawesi Selatan, mendorong alumni Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) yang ada dj Parepare, untuk memanfaatkan peluang kerja di Jepang, yang mulai terbuka pertengahan April lalu.
Kepala LTSA – PMI Sulsel, Syamsi Alang menegaskan, ada dua job lowongan yang dibutuhkan oleh Pemerintah Jepang saat ini, yaitu tenaga bidan dan tenaga perawat. Ini disampaikan Syamsi di sela-sela kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan (BPJ) calon angkatan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare, di SMK Negeri 1 Parepare, Selasa (04/05/2021).
Syamsi Alang berharap, kesempatan bagus ini dimanfaatkan oleh alumini SMK Parepare, khususnya yang berniat bekerja di luar negeri dengan gaji besar. Ia meyakinkan peserta penyuluhan terkait jaminan keamanan selama bekerja di Jepang.
“Ini kesempatan bagus, dan dipastikan aman karena kerjasamanya bukan antara perusahaan dengan perusahaan, tapi langsung antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang,” paparnya.
Dijelaskan, kegiatan pendaftaran akan dibuka hingga tanggal 30 Mei 2021 dengan batasan usia saat mendaftar, yaitu antara 21 hingga 35 tahun. Adapun proses pendaftaran bisa langsung melalui online.
Bagi mereka yang dinyatakan lulus secara administrasi, kata Syamsi Alang akan mendapatkan pelatihan Bahasa dan budaya Jepang selama enam bulan di Jakarta dan enam bulan di Jepang.
Disebutkan, gaji mereka berkisar antara 100.000 yen hingga 200.000 yen per bulan, plus tunjangan dan bonus tahunan. Ini belum termasuk tunjangan kesehatan dan tunjangan lainnya.
Untuk informasi lebih lanjut, peminat dapat menghubungi langsung Kantor LTSA-PMI Sulsel (Ex Kantor Kapet), yang ada di Jalan Karaeng Burane.
Advisor Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Rakyat, Budi Tahyar, yang ikuit menjadi pemateri pada kegiatan BPJ Dinas Tenaga Kerja Parepare, menjelasakan, tidak sulit bekerja di Jepang sepanjang calon pekerja memiliki semangat dan komitmen untuk bekerja di luar negeri.
Apalagi, kata dia, sampai saat ini Jepang merupakan negara yang paling rama bagi pekerja migran, termasuk pekerja migran Indonesia. “Tidak perlu khawatir. Hampir tidak ada kasus pekerja migran di sana, sebagaimana terjadi di sejumlah negara lain. Pekerja migran benar-benar terlindungi dengan baik,” katanya.
Di tempat sama, Kepala Bidang Penempatan dan Pelatihan Disnaker Parepare, La Ode Arwah Rahman mengatakan, peluang kerja ke Jepang yang ditawarkan Dinasker Parepare dan LTSA-PMI Sulsel kepada siswa-siswi SMK, harus ditangkap dengan baik oleh pihak sekolah dan masyarakat Parepare.
Jika perlu, tambah Laode, sejak awal pelajar SMK sudah diperkenalkan program ini, sehingga bisa dilakukan kegiatan peminatan dan mempersiapkan mereka menjadi tenaga trampil yang siap pakai. “Uni bisa meningkatkan nama baik Indonesia di mata dunia, bahwa kita tidak hanya bisa mengirim TKW ke luar negeri, tetapi juga tenaga yang siap pakai di sector formal,” katanya.,
La Ode mendorong SMK di Parepare untuk membangun kerjasama LTSA-PMI terkait program penempatan pekerja migran Indonesia ke luar negeri, khususnya Jepang. Jika perlu kata dia, sejak kelas satu anak-anak SMK sudah diperkenalkan program ini, dan dilakukan peminatan, serta pemberian keterampilan sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan yang ada di Jepang.
(Dwi)