AKARBERITA.COM, Parepare — Pasca pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, para peserta asal Kota Parepare menggelar sebuah program lanjutan untuk menjaga semangat kecintaan siswa terhadap bahasa daerah.
Program yang diberi nama Safari Edukasi dan Inspirasi Berbahasa Daerah (Sarebba) ini lahir dari ide Rahmaniar, Ketua dan Founder Ikatan Guru Bahasa Daerah (IGBD) Kota Parepare sekaligus Ketua Perkumpulan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia (PPBDI) Provinsi Sulsel.
Rahmaniar mengungkapkan, setelah FTBI usai, ia merenungkan langkah strategis yang dapat dilakukan agar motivasi siswa dalam menggunakan bahasa daerah tidak berhenti hanya pada momentum lomba.
Ide tersebut pertama kali ia sampaikan kepada salah satu guru pendamping SMP Negeri 1 Parepare, Siti Hajar, sebagai bentuk kegelisahan sekaligus harapannya agar pembinaan berbahasa daerah tetap berlanjut.
Dalam program ini, para alumni FTBI Parepare bertindak sebagai inspirator yang akan berbagi pengalaman, menunjukkan penampilan, serta memotivasi siswa lain agar semakin bangga menggunakan bahasa daerah.
Penampilan diadakan pada kegiatan pengembangan minat dan bakat setiap sekolah, yang berlangsung di pagi hari sebelum jam pelajaran.
Gayung bersambut, gagasan tersebut kemudian disampaikan kembali oleh Rahmaniar dalam kegiatan refleksi dan evaluasi FTBI yang dipimpin oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, Niniek Harisyani. Kabid merespons positif dan memberikan apresiasi atas upaya tersebut.
“Ini langkah bagus untuk melanggengkan kecintaan siswa terhadap bahasa daerah, bukan hanya saat lomba saja,” kata Niniek Harisyani.
Kunjungan perdana dilakukan di UPTD SDN 58 Parepare. Kepala sekolah, guru, dan para siswa menyambut hangat kegiatan ini. Para alumni dari SDN 63, SMPN 1, dan SMPN 2 Parepare menampilkan kemampuan mereka dalam mendongeng, pidato, serta komedi tunggal berbahasa daerah. Sejumlah sekolah lain seperti SDN 5 dan SDN 4 Parepare, dan beberapa alumni FTBI telah dijadwalkan menyusul sebagai bentuk antusiasme.
Rahmaniar berharap program ini terus berlanjut dan menjadi ruang tumbuhnya lebih banyak inspirator muda serta duta bahasa daerah di Kota Parepare.
“Semoga semakin banyak anak-anak yang berani tampil, berbagi inspirasi, dan menjadi teladan dalam pelestarian bahasa daerah,” ujarnya.
Sebelum menutup wawancara, Niar sapaan karib guru peraih penghargaan Apresiasi GTK 2023 kategori “Terima Kasih Guruku” ini mengulas filosofi penamaan program.
Dalam tradisi Bugis, Sarebba adalah minuman jahe hangat yang menjadi simbol keakraban, energi, dan kebersamaan. “Sarebba biasanya menemani orang saat berbincang dan saling menguatkan, sehingga identik dengan suasana hangat yang mempererat hubungan,” detail guru peraih juara 1 Sayembara Inovasi Pembelajaran Bahasa Daerah tingkat nasional ini.
Makna itulah kata dia, yang diambil dalam penamaan program Sarebba (Safari Edukasi dan Inspirasi Berbahasa Daerah).
“Seperti sarebba yang menghangatkan tubuh, program ini ingin menghangatkan kembali kecintaan siswa terhadap bahasa daerah. Aromanya yang khas diibaratkan sebagai panggilan pada akar budaya, sementara rasa hangatnya melambangkan semangat yang dibagikan para alumni FTBI saat berkunjung ke sekolah-sekolah,” jelasnya.
“Sederhana tetapi bermakna, Sarebba dirancang menjadi gerakan kecil yang menghidupkan kembali kebanggaan dan penggunaan bahasa daerah di lingkungan belajar,” tandas guru bahasa daerah di UPTD SMPN 2 Parepare ini.
(*)










