AKARBERITA.COM, Maros – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Maros, Selasa (19/9/2023), menyelenggarakan Goes To School di Madrasah Aliyah (MA) DDI Cambalangi, Bontoa Maros,
Ketua Bawaslu Maros, Sufirman mengatakan, menunjuk MA DDI Cambalagi sebagai lokasi kegiatan, karena dunia pendidikan dan agama adalah salah satu isu penting untuk edukasi politik pada pemilih pemula.
“Praktik politik uang dan penyebaran berita hoax menjadi ancaman pada pemilu mendatang. Salah satu upaya pencegahannya adalah mendorong pemilih pemula bergerak melawan politik uang dan penyebaran hoax,” ujar Sufirman.
Pencegahan politik uang kata dia, tidak cukup dengan menggunakan persepsi pemilu. Tapi butuh juga sentuhan nilai-nilai agama untuk menyerukan agar tidak melakukan politik uang.
Calon doktoral ilmu politik ini juga mengatakan pemilih pemula menjadi unsur penting bagi Bawaslu. Ia berharap kedepannya, pemilih pemula di Maros didampingi khusus dalam satu forum tertentu dan didampingi khusus oleh Bawaslu Maros, tapi juga menjadikan pesisir dan pedalaman sebagai episentrum pengawasan partisipatif pemilih pemula.
Di tempat yang sama, Komisioner Bawaslu Maros, Sayyid Mahmuddin Assaqqaf menuturkan, alasan memilih DDI Cambalangi sebagai poros berkumpulnya siswa dan siswi Maros membahas isu krusial pemilu. Yakni, karena pentingnya isu pengawasan partisipatif tidak terpusat di kota.
“Bawaslu Goes To School kali ini adalah episode kedua, pada episode pertamanya dilaksanakan di wilayah perkotaan Maros. Kami sengaja memilih DDI Cambalagi untuk menjangkau daerah pedalaman, dan mendorong pengembangan pengawasan partisipatif pemilih pemula di pedalaman,” paparnya.
Sementara Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementrian Agama Maros, Abdul Kadir mengatkan, mengapresiasi Bawaslu karena memilih madrasah sebagai bagian dari pendidikan politik pemilih pemula.
Tahun ini, kata Abdul Kadir, Kemenag mengusung tahun toleransi. Karena kecenderungan pada pemilu lalu. Jelang pemilu, mulai banyak politisasi agama dan berita hoax bermunculan di medsos.
Kami harapkan isu toleransi beragama dapat mencegah penggunaan isu SARA dalam politik pemilu 2024. Karena itu kami mengapresiasi Bawaslu Maros melibatkan madrasah untuk pendidikan politik,” tandasnya.
(Naila)