Headline

Selasa, 07 Januari 2025
Daerah

Teori Telapak Kaki, Dorong Peningkatan Sektor Pariwisata Parepare

AKARBERITA.com, Parepare – Teori Telapak Kaki yang diprakarsai Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Parepare. Hal ini didasari karena Kota Parepare tidak memiliki sumber daya alam yang memadai sehingga harus memperkuat diri sebagai kota jasa dan niaga.

Salah satu faktor menghadirkan banyak telapak kaki, terfokus pada pembangunan kepariwisataan. Taufan mengatakan, pengembangan investasi pariwisata terus didorong karena merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan di Parepare.

Objek wisata yang ada saat ini, jelas Taufan, diantaranya Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, Tonrangeng River Side, Parepare Beach City, Taman Mattirotasi, Taman Syariah, Balai Ainun Habibie dan berbagai jenis lainnya akan terus kita optimalkan. “Ini menjadi simbol penghormatan pemkot Parepare terhadap jasa-jasa Bapak Baharuddin Jusuf Habibie semasa hidupnya,” katanya.

Begitupun pembangunan Institut Teknologi BJ Habibie (ITH), kata Taufan, yang diyakini bisa menarik perhatian pelajar di luar Parepare. Pemerintah Kota Parepare bertekad menjadikan Parepare sebagai mercusuar pendidikan di utara Sulawesi Selatan.

“Pembangunan Institut Teknologi BJ Habibie (ITH) Parepare yang saat ini tengah menunggu ijin operasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah disiapkan gedung rektorat semekntara yang memanfaatkan eks gedung Pemuda, dan merenovasi eks gedung DPRD sebagai ruang perkuliahan awal,” papar Taufan.

Pihaknya, kata Taufan lagi, juga menindaklanjuti salah satu program prioritas Gubernur Sulsel di bidang kepariwisataan dengan hadirnya Rest Area dibeberapa daerah di Sulsel, dengan menawarkan konsep perencanaan pembangunan ruang terbuka hijau yang dipadukan dengan fasum dan fasos dengan konsep Mattirotasi Water Park.

“Dan salah satu fasilitas sosial yang akan dibangun adalah Masjid Terapung BJ Habibie yang anggaran pembangunannya berasal dari Dana Insentif Daerah (DID),” jelasnya.

Keberhasilan pembangunan yang telah dicapai saat ini, kata Taufan lagi, berdampak pada indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu tolok ukurnya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita.

PDRB per kapita masyarakat Parepare tahun 2016 lalu berhasil mencapai Rp 39,47 juta per orang per tahun dan kemudian di tahun 2017 meningkat menjadi Rp 42,90 juta per orang per tahun, pada tahun 2018 meningkat menjadi Rp 45,94 juta perorang pertahun, pada tahun 2019 meningkat lagi menjadi Rp 49,80, dan pada tahun 2020 kembali meningkat menjadi Rp. 49,92 juta perorang pertahun.

“Angka ini merupakan salah satu yang tertinggi di Sulsel. Pemkot terus berupaya menggenjot perekonomian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya.

(Syari)

BAGIKAN:

Berita Terkait

1 dari 707

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *