AKARBERITA.com, Maros – Bertambahnya jumlah pasien positif covid-19 di Kabupaten Maros membuat sejumlah kebijakan diambil oleh Bupati Maros HM Hatta Rahman.
Seperti Kawasan kuliner pantai tak berombak (PTB) Maros yang sepekan belakangan ini dibuka dengan sistem penjualan take away atau bungkus, mulai malam ini akan kembali ditutup total.
Bupati Maros Hatta mengatakan, kebijakan penutupan kembali PTB ini menyusul bertambahnya angka pasien positif covid-19 di Maros sehingga diharapkan penutupan kawasan kuliner ini dapat menghindari penyebaran cobid-19 di kawasan kuliner.
“Pemerintah daerah khawatir PTB menjadi tempat transmisi lokal baru penyebaran virus covid-19 sehingga diambil keputusan untuk ditutup kembali. Apalagi mengingat Maros terbesar ketiga setelah Makassar dan Gowa pasien positif covid-19,” bebernya.
Hatta menjelaskan, ini adalah kali kedua PTB ditutup, sebelumnya PTB ditutup selama sekitar satu pekan kemudian dibuka kembali karena alasan pertimbangan ekonomi para pedagang dengan persyaratan pembeli tidak boleh makan ditempat dan hanya take away aatu bungkus. Sorotan saat PTB dibuka kembali juga diperoleh pemerintah.
“Meski pembukaan kembali PTB telah berjalan sekitar satu pekan, akhirnya PTB kembali ditutup,” jelasnya.
Selain menutup PTB, lanjut Hatta, Pemkab juga akan melakukan pembatasan terhadap jam operasional pasar kabupaten dan pasar kecamatan.
Sementara, Kepala dinas Koperasi, UMKM dan perdagangan Kamaluddin menyebut, pasar kecamatan akan dibatasi beroperasi dari pukul 07.00 sampai pukul 11.00 siang sedangkan pasar tramo yang berada di kabupaten akan beroperasi hingga pukul 14.00. Selama ini kata Kamaluddin, jam operasional pasar tidak pernah dibatasi baik pasar kecamatan maupun pasar tradisional modern (tramo).
“Kita juga akan membagikan masker ke pedagang dan untuk tempat cuci tangan sudah ada beberapa yang merupakan sumbangan sehingga tinggal kita tambah pasar mana yang belum ada. Pembeli dan penjual juga diharapkan memperhatikan prtokol kesehatan dalam berbelanja misal dengan memakai masker atau sarung tangan plastik,” pungkasnya.
(Naila)