Headline

Minggu, 07 Desember 2025
Makassar

Pemuda ICMI Sulsel dan BI Ajak Generasi Muda Lawan Judi Online Lewat Literasi Keuangan Digital

AKARBERITA.COM, Makassar — Fenomena keuangan digital di Indonesia tengah memasuki fase yang kompleks. Di satu sisi membawa kemudahan transaksi, namun di sisi lain juga menimbulkan ancaman serius seperti penipuan daring dan judi online yang kian marak.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, hingga pertengahan 2025 ada lebih dari 5,4 juta warga Indonesia yang pernah terlibat dalam transaksi judi online. Nilai perputaran uang dari aktivitas ilegal ini bahkan mencapai triliunan rupiah setiap bulan, menjadi sinyal bahaya bagi masa depan ekonomi digital nasional.

Menjawab tantangan itu, Pemuda ICMI Sulawesi Selatan bersama Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulsel menggelar Talkshow Literasi Keuangan Digital bertema “Cerdas, Aman, dan Terlindungi di Era Keuangan Digital”, Kamis (16/10), di Baruga Phinisi Kantor BI Sulsel, Makassar.

Kegiatan ini diikuti ratusan pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Acara dibuka oleh R. Dwi Tjahja Kusuma. W, Ekonom Senior BI Sulsel yang mewakili Kepala Perwakilan BI Sulsel, didampingi oleh Dr. dr. Andi Alfian Zainuddin, M.K.M. selaku Ketua Pemuda ICMI Sulsel, serta Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd., Ketua ICMI Orwil Sulsel.

Dalam sambutannya, Andi Alfian menegaskan pentingnya peran generasi muda sebagai aktor utama perubahan di tengah arus digitalisasi.
“Pemuda harus menjadi subjek, bukan penonton. Literasi keuangan adalah pondasi agar generasi muda bisa mandiri dan adaptif di tengah disrupsi digital,” ujarnya.

Prof. Arismunandar menambahkan, edukasi digital tak bisa dikerjakan sendiri oleh satu pihak. “Kolaborasi lintas sektor adalah kunci. Pemerintah, akademisi, dan komunitas perlu bersinergi agar pesan literasi keuangan menjangkau masyarakat hingga ke pelosok,” katanya.

Sementara itu, Dwi Tjahja Kusuma menyoroti fenomena meningkatnya kasus judi online di kalangan pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan data PPATK, terdapat sekitar 161 ribu pengguna judi online di Indonesia, di antaranya 50 ribu berasal dari kelompok usia muda. “Ini peringatan keras bagi kita semua. Literasi keuangan digital harus diperkuat agar anak muda tidak mudah terjebak dalam penipuan dan investasi ilegal,” tegasnya.

Talkshow tersebut menghadirkan empat sesi utama yang dikemas secara interaktif. Salah satunya, Komunikasi Digital sebagai Jembatan Edukasi Konsumen yang dibawakan oleh Andi Fauziah Astrid, dosen UIN Alauddin Makassar. Ia menekankan pentingnya komunikasi digital yang strategis untuk menyebarkan pesan edukasi keuangan yang mudah dipahami dan menarik bagi generasi digital native.

“Mahasiswa dan pelajar sudah sangat akrab dengan media digital. Maka edukasi keuangan harus disampaikan lewat format yang mereka sukai—video pendek, infografis, hingga konten kreatif,” jelasnya.

Sesi berikutnya diisi oleh Nur Amelia, content creator edukatif, yang mengajak peserta memproduksi konten positif sebagai senjata melawan arus informasi destruktif di media sosial. “Konten bisa menjerumuskan, tapi juga bisa menyelamatkan. Saatnya anak muda memilih menjadi pencipta, bukan korban,” katanya.

Tak kalah menarik, Mustain Ruddin, praktisi digital dan Ketua Tim Humas SIT Ar-Rahmah Makassar, memandu sesi Produksi Video dan Infografis. Ia mengajak peserta membuat infografis bertema Anti Judi Online dengan pesan utama dan ajakan tindakan positif. “Kita tidak melawan judi online dengan marah, tapi dengan karya,” ucapnya disambut tepuk tangan peserta.

Materi dari Bank Indonesia juga memperkenalkan prinsip keamanan transaksi digital, termasuk pengenalan QRIS, BI-FAST, serta berbagai modus penipuan berbasis aplikasi yang kini banyak menjerat pengguna muda. Peserta diajarkan untuk kenali – waspadai – adukan bila menghadapi transaksi mencurigakan atau penipuan online.

Sebagai tindak lanjut, panitia meluncurkan Lomba Literasi Keuangan Digital dengan hadiah puluhan juta rupiah. Lomba ini terbuka bagi pelajar dan mahasiswa melalui dua kategori: video edukasi Reels/TikTok dan poster digital. Pendaftaran dibuka mulai 17 Oktober hingga 13 November 2025, dan pemenang akan diumumkan pada akhir November.

Ketua Panitia Nursandy Syam menyebut kegiatan ini sebagai momentum memperkuat kesadaran digital lintas generasi. “Kami ingin melahirkan ekosistem keuangan digital yang sehat, aman, dan beretika. Literasi bukan hanya soal pengetahuan, tapi juga tindakan nyata,” ujarnya.

Talkshow ini menutup rangkaian kegiatan dengan pesan kuat: literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis, tetapi kesadaran moral untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab. Dengan sinergi antara regulator, akademisi, dan komunitas muda, Pemuda ICMI Sulsel dan Bank Indonesia optimistis dapat membentuk generasi baru yang cerdas secara finansial dan tangguh menghadapi risiko digital.

(Emi)

BAGIKAN:

Berita Terkait

1 dari 7

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *