Headline

Rabu, 15 Oktober 2025
Opini

Membangun Daya Tahan Finansial Keluarga di Tengah Tren Ekonomi Baru

Tzaza Auliah Syafira
Mahasiswa Magister Manajemen Institut Andi Sapada

Safrida
Dosen Magister Manajemen Institut Andi Sapada

AKARBERITA.COM, Parepare – Perubahan dalam tren ekonomi global dan nasional belakangan ini membawa tantangan yang signifikan terhadap daya tahan finansial keluarga. Inflasi yang fluktuatif, digitalisasi ekonomi, serta perubahan pola kerja telah membuat perencanaan keuangan keluarga semakin kompleks dan dinamis. Dalam situasi ini, kemampuan adaptasi dan strategi pengelolaan keuangan menjadi pondasi utama untuk menjaga stabilitas ekonomi di dalam rumah tangga.

Daya tahan finansial keluarga dapat dibangun sejak awal dengan menyusun anggaran yang realistis dan fleksibel. Anggaran yang baik tidak hanya mencakup kebutuhan pokok seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan, tetapi juga memberikan ruang untuk tabungan dan investasi. Dengan adanya anggaran yang transparan, setiap anggota keluarga bisa memahami kondisi finansial yang dihadapi bersama dan turut berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan keuangan rumah tangga.

Peran teknologi semakin dominan dalam mengatur keuangan keluarga. Beragam aplikasi finansial kini dapat digunakan untuk mencatat pengeluaran, merencanakan anggaran bulanan, bahkan memantau perkembangan investasi. Digitalisasi ini mempermudah pengelolaan keuangan dan meningkatkan keterbukaan informasi antar anggota keluarga, sehingga perencanaan jangka panjang dapat dilakukan dengan lebih akurat dan efisien.

Selain itu, membangun dana darurat menjadi langkah wajib dalam menjaga daya tahan finansial. Dana ini sangat diperlukan untuk menghadapi situasi yang tidak terduga, seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendesak lainnya. Ketahanan ekonomi keluarga akan teruji saat menghadapi krisis, sehingga dana darurat harus disiapkan sedini mungkin dan dikelola dengan disiplin agar tetap tersedia saat dibutuhkan.

Investasi juga perlu menjadi bagian dari manajemen keuangan keluarga dalam menghadapi tren ekonomi baru. Tidak lagi hanya bergantung pada tabungan, keluarga perlu memahami berbagai instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko. Diversifikasi aset, mulai dari properti, saham, hingga instrumen keuangan digital, dapat melindungi nilai kekayaan keluarga dari depresi ekonomi atau inflasi yang melonjak.

Penting pula bagi keluarga untuk membangun literasi keuangan bersama. Diskusi terbuka mengenai pemasukan, pengeluaran, dan tujuan finansial menjadi kunci agar seluruh anggota keluarga memahami pentingnya perencanaan jangka panjang. Dengan pengetahuan yang cukup, keputusan finansial dapat diambil secara bijak dan menghindari berbagai risiko investasi serta konsumsi yang tidak terkendali.

Nilai gotong royong masih sangat relevan untuk membangun daya tahan finansial keluarga. Dalam masa-masa sulit, dukungan antar anggota keluarga menjadi penopang utama, baik secara moral maupun materiil. Dengan semangat saling membantu dan berbagi peran dalam mengelola keuangan, keluarga dapat lebih kuat menghadapi berbagai kemungkinan di masa depan.

Komunikasi mengenai harapan dan kebutuhan finansial juga penting dilakukan secara berkala. Keluarga perlu mereview kembali prioritas pengeluaran, menyesuaikan anggaran, hingga merancang tujuan baru sesuai perkembangan kondisi perekonomian. Keterbukaan mengenai masalah keuangan akan membangun kepercayaan dan saling pengertian antar anggota keluarga.

Tren ekonomi baru, seperti munculnya peluang usaha digital dan kerja remote, dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan tambahan. Keluarga yang jeli melihat peluang dapat memperkuat ketahanan ekonomi dengan membuka usaha kecil, investasi di bidang teknologi, atau memanfaatkan platform digital untuk monetisasi keahlian masing-masing anggota.

Membangun daya tahan finansial keluarga di tengah tren ekonomi baru menuntut strategi yang dinamis, keterampilan adaptasi, serta kolaborasi yang kuat antar anggota keluarga. Dengan perencanaan yang matang, komitmen bersama, dan sikap terbuka terhadap perubahan, keluarga dapat menjadi unit yang tangguh dan mandiri dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi di masa depan. (*)

BAGIKAN:

Berita Terkait

1 dari 7

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *