Headline

Rabu, 08 Januari 2025
Daerah

Melalui Bumdes, Warga di Maros Produksi Kain Batik

AKARBERITA.com, Maros – Sejumlah ibu rumah tangga di Desa Sudirman, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, memproduksi kain batik bernuansa alam.

Produksi kain batik ini merupakan program strategis dari Desa Sudirman melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) tujuannya untuk meningkatkan tarif ekonomi masyarakat minim penghasilan, apalagi disaat pandemi wabah Covid-19 seperti sekarang.

Menanggapi hal ini, Kepala Desa Sudirman Lenni Marlina mengatakan, dana desa yang diperoleh setiap tahunnya ini telah berhasil memandirikan Ibu rumah tangga (IRT) dalam membantu perekonomian keluarga, sebab mereka memiliki keterampilan makanya kami memberikan wadah yang disokong dari dana desa.

” Melalui Badan usaha milik desa, kami mempekerjakan para ibu rumah tangga untuk membantu perekonomian keluarganya, khususnya saat pandemi covid-19 seperti saat ini, alhamdulillah sekarang mereka mulai mandiri memiliki penghasilan sendiri dan dapat membantu dalam mengatasi perekonomian keluarga,” unkapnya.

Saat ini, lanjut Lenni, sudah terdapat 15 orang ibu rumah tangga telah bekerja di Bumdes Bina Aril, mereka setiap harinya memproduksi kain batik corak khusus bermotif alam.

” Batik yang kami hasilkan disini bertema alam, limbah daun kita manfaatkan sebagai corak sementara beberapa pohon seperti kayu mahoni kami rebus selama 8 jam untuk selanjutnya digunakan sebagai pewarna alami dari ekstrak tumbuhan, semuanya alami tanpa bahan kimia,” lanjutnya.

Untuk proses produksi kain batik bernuansa alam, kata Lenni lagi, ibu rumah tangga di Desa Sudirman membutuhkan waktu selama satu pekan, sebab proses membatik harus membutuhkan ketelitian khusus agar hasil yang didapatkan nantinya bisa berkualitas.

” Sekali memproduksi kami membutuhkan waktu selama kurang lebih satu minggu, karena kita harus menyediakan bahan terlebih dulu, kainnya juga kita pesan secara khusus seperti kain sutera, ketelitian pun menjadi yang utama agar hasilnya bisa bersaing dipasaran,” paparnya, Selasa (14/7).

Hasil dari produksi kain batik bernuansa alam ini, tambah Lenni, kemudian diolah menjadi berbagai aksesoris kekinian seperti Kemeja batik, tas wanita, sarung dan aksesori lainnya. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp50 sampai dengan yang termahal Rp800 tergantung kain yang digunakan.

” Hasil kerajinan batik ibu-ibu disini kita buat menjadi aksesoris kekinian yang lebih bernilai ekonomis seperti baju batik, kemeja batik, tas wanita, sepatu, dompet, jilbab dan aksesoris lainnya, harganya pun bervariasi tergantung kain yang digunakan, paling mahal itu bila bahan utamanya menggunakan kain sutera,” tambahnya.

(Achmad)

BAGIKAN:

Berita Terkait

1 dari 707

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *