Headline

Sabtu, 19 April 2025
Parepare

Masuk 7 Besar, Inovasi SMPN 2 Parepare Diverifikasi Lapangan

AKARBERITA.com, Parepare  – Tim Penilai dari Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan (Puslatbang KMP) Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Makassar turun melakukan verifikasi lapangan (verlap) lomba inovasi daerah Kota Parepare Tahun 2023.

Sebanyak 15 inovasi daerah Kota Parepare lolos ke dalam verifikasi lapangan. Satu di antaranya adalah inovasi milik SMP Negeri 2 Parepare. Adapun rinciannya, yaitu 8 SKPD, dan 6 UPTD (SD, SMP, PJU), dan 1 Kelurahan. Verifikasi lapangan dilakukan pada Rabu (8/3/2023).

Titik pertama yang menjadi penilaian verifikasi lapangan kategori UPTD yaitu UPTD SMP Negeri 2 Kota Parepare, yang telah melahirkan inovasi “SITINAJAKI” (Kolaborasi Tingkatkan Minat Belajar Lontara’ dari Kreasi Limbah).

Verifikasi lapangan itu diterima oleh Kepala UPTD SMP Negeri 2 Parepare, Dra. Nasriah, MPd., didampingi inovator Rahmaniar, dan sejumlah guru, serta stake holder inovasi.

Menurut Pendamping yang juga Sub Koordinator Inovasi dan Teknologi Bappeda Kota Parepare, Andi Febiyana Azis, verifikasi lapangan ini merupakan lanjutan dan salah satu tahapan dari lomba inovasi Kota Parepare 2023.

“Hari ini kami melakukan verifikasi lapangan terhadap inovasi-inovasi yang lolos. Untuk saat ini ada 8 inovasi yang lolos dari SKPD, dan untuk UPTD dan Kelurahan ada 7 inovasi,”jelas Andi Febiyana.

Verifikasi lapangan ini tambahnya, untuk memperdalam poin-poin inovasi yang dilakukan oleh SKPD ataupun UPTD, sehingga lebih bisa kelihatan SKPD dan UPTD yang inovatif.

Setelah tahap verifikasi ini, tambahnya, akan ditentukan lima besar yang lolos.

“Setelah lima besar kita serahkan ke Bapepda Litbang untuk menentukan dan siapa pemenangnya. tugas kami hanya menilai, tapi tujuan kita verlap untuk memberikan masukan,” kata Anita, Tim Penilai dari Puslatbang KMP LAN RI, menambahkan.

Sekedar diketahui, inovasi SITINAJAKI ini berangkat dari masalah kurangnya minat belajar lontara’ siswa pada pembelajaran bahasa daerah serta, berharap pendidikan saat ini bisa mencetak siswa yang cinta lingkungan, cinta budaya, dan melahirkan entrepeneurship sejak kecil.

“Dan alhamdulillah dari proses belajar lontara dengan cara berkreasi limbah mengolah sampah menjadi bernilai guna mampu meningkatkan minat belajar bahasa daerah mereka. Hal itu ditandai dengan perubahan tingkah laku siswa saat belajar yang dulunya pendiam kini aktif, yang dulu suka keluar masuk kelas karena bosan, kini betah belajar karena gaya belajar mereka selama ini kurang terwakilkan. Jadi selain belajar lontara’, mereka juga kita edukasi sejak kecil untuk untuk mencintai lingkungannya dengan tidak membuang sampah namun bagaimana mengkreasikannya sampah sehingga bernilai ekonomis agar menjadikan mereka sebagai wirausahawan cilik,” ujar Rahmaniar, Inovator SITINAJAKI.

Banyak inovasi kreasi limbah dan kreasi kaligrafi Lontara’ kata Niar, sapaan karib guru bahasa daerah ini, namun yang menjadi keunikan inovasi bengkel lontara’ SITINAJAKI adalah memadukan keduanya, yaitu kaligrafi lontara’ dengan kreasi limbah.

Rahmaniar menjelaskan, sesuai namanya SITINAJAKI merupakan kosakata bahasa Bugis yang artinya ‘kita selaras’. “Kita selaras di sini karena inovasi ini berangkat dari menyelaraskan ide bersama sejumlah stake holder, seperti Dompet Dhuafa yang punya program dalam pengembagan lontara dalam perspektif kesenian (kaligrafi), Pemkot Parepare (DLH, red) yang punya renstra dalam melahirkan SDM yang dapat mengolah sampah berbasis kearifan lokal sehingga kita padukan, termasuk visi misi sekolah kami dalam melahirkan siswa yang berwawasan lingkungan,” urainya.

Adapun lanjut dia tim inovasi, yaitu adalah kepala sekolah sebagai penanggung jawab, guru mata pelajaran bahasa daerah (inovator), guru Prakarya, Seni Budaya, siswa, orang tua siswa, ibu kantin, dan penanggung jawab bank sampah sekolah untuk mengkolaborasikan sehingga fungsi bank sampah dapat maksimal. Bukan hanya fungsi memilah dan mengolah sampah, tetapi juga agar dapat berfungsi sebagai bengkel lontara’ SITINAJAKI.

“Kita juga punya banyak stake holder karena kata kunci dari inovasi ini adalah kolaborasi, yaitu Dompet Dhuafa, Seniman, Ikatan Guru Bahasa Daerah, MGMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Jurnalis/media, orangtua siswa. Dan alhamdulillah semua tim dan stake holder hadir saat verifikasi lapangan,” ungkapnya.

Ke depan, pengembangan inovasi ini dapat menjadikan SMP 2 lebih unggul pada penekanan budaya, lontara, dari kreasi limbah. Bukan hanya pada proses pembelajaran dalam meningkatkan minat siswa belajar Lontara’ tetapi juga dapat berdampak pada sekolah secara umum. “Saran-saran dari Tim Penilai sangat berharga buat kami dan InsyaAllah sekolah kami nanti akan lebih banyak tulisan lontara’nya sehingga bisa menjadi media pembelajaran baru bagi siswa saat datang ke sekolah, termasuk pata pengunjung,” kata Nasriah, Kepala UPTD SMP 2 Parepare, menambahkan. (Ayu)

BAGIKAN:

Berita Terkait

1 dari 304

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *