AKARBERITA.COM, Parepare – Menyambut datangnya musim kemarau, Perusahaan Air Minum (PAM) Tirta Karajae Kota Parepare telah menyiapkan berbagai langkah antisipatif guna memastikan kebutuhan air bersih masyarakat tetap terpenuhi tanpa hambatan.
Manajer Teknik dan Perencanaan PAM Tirta Karajae, Wahid, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak gangguan distribusi air selama kemarau berlangsung.
“Kami sudah punya peta wilayah yang biasanya terdampak saat debit air menurun. Itu menjadi acuan kami untuk mengatur sistem distribusi dan tekanan air agar tetap merata,” jelas Wahid, Kamis (19/6/2025).
Meski beberapa wilayah di Sulawesi Selatan telah mengalami penurunan curah hujan sejak Mei lalu, Wahid memastikan bahwa kondisi sumber air baku di Parepare masih dalam batas aman. Ia memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan September.
“Kondisi air baku di Parepare saat ini masih stabil. Kita tetap melakukan monitoring harian, terutama terhadap sumber-sumber utama yang selama ini menjadi andalan,” ujarnya.
PAM Tirta Karajae saat ini mengandalkan dua sumber air baku utama, yakni Sungai Karajae dan sejumlah sumur dalam yang tersebar di titik-titik strategis. Kedua sumber ini dinilai cukup tangguh menghadapi musim kering, karena tidak terlalu bergantung pada curah hujan.
“Suplai air baku Karajae dalam kondisi kemarau masih mampu menyuplai air hingga 80 liter per detik, meski tentu harus tetap diatur dengan efisiensi,” bebernya.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan tambahan, PAM Tirta Karajae juga menyiapkan distribusi dinamis serta menyiagakan armada tangki air bersih sebagai solusi alternatif jika terjadi gangguan pasokan di wilayah tertentu.
“Kita juga sudah siapkan armada tangki jika ada daerah yang memerlukan suplai tambahan. Prinsipnya, kebutuhan dasar masyarakat tetap jadi prioritas utama,” tandas Wahid.
(*)