Headline

Jumat, 28 November 2025
Opini

Dari Cashless hingga Digital Banking: Bagaimana Perubahan Teknologi Mengubah Cara Kita Mengelola Uang

Andirwan
Mahasiswa Magister Manajemen Institut Andi Sapada

Prof. Dr. Basri Modding, M.Si
Dosen Magister Manajemen Institut Andi Sapada

AKARBERITA.COM, Parepare – Perubahan teknologi telah membawa revolusi besar pada cara masyarakat modern mengelola uang. Dari sistem pembayaran tunai yang konvensional, kini dunia bergerak menuju sistem keuangan yang sepenuhnya cashless, bahkan berbasis digital banking. Transformasi ini tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga mengubah perilaku dan pola pikir dalam pengelolaan keuangan secara menyeluruh.

Pada masa lalu, uang tunai menjadi pilihan utama untuk semua kebutuhan transaksi sehari-hari. Setiap aktivitas jual beli dilakukan dengan pertukaran fisik uang, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga pengelolaan bisnis. Namun, teknologi telah memperkenalkan pembayaran cashless sebagai alternatif yang lebih efisien, cepat, dan aman bagi masyarakat yang ingin beradaptasi dengan gaya hidup modern.

Kemunculan dompet digital dan aplikasi pembayaran menjadi salah satu pendorong utama perubahan menuju cashless society. Banyak orang yang kini memilih untuk bertransaksi menggunakan QR code, e-wallet, atau kartu debit dan kredit daripada membawa uang tunai dalam jumlah besar. Perkembangan ini membuat pengeluaran dapat dipantau secara langsung melalui aplikasi, sehingga keuangan jauh lebih tertata dan transparan.

Selain kemudahan, cashless juga menawarkan kelebihan dari aspek keamanan dan fleksibilitas. Risiko kehilangan uang fisik akibat pencurian atau kehilangan dompet menjadi berkurang. Setiap transaksi yang dilakukan dengan teknologi digital tercatat otomatis, sehingga konsumen dapat melakukan tracking pengeluaran kapan saja. Dalam kondisi darurat, fitur blokir kartu atau e-wallet dapat diaktifkan dengan cepat tanpa perlu mengurus ke bank secara langsung.

Tren pembayaran digital juga telah mengubah ekspektasi masyarakat terhadap layanan perbankan. Jika dulu harus mengantri di bank untuk melakukan transfer atau pembayaran tagihan, kini semua dapat dilakukan dari genggaman smartphone. Bank berlomba-lomba menghadirkan layanan digital banking dengan fitur lengkap mulai dari transfer, investasi, hingga pembayaran berbagai kebutuhan lainnya dalam satu aplikasi terpadu.

Platform digital banking bahkan membuat nasabah bisa membuka dan mengelola rekening tanpa bertatap muka dengan petugas bank. Proses verifikasi identitas, pemantauan saldo, hingga pembukaan produk finansial bisa diselesaikan dalam hitungan menit. Hal ini mendorong inklusi keuangan menjadi semakin luas, bahkan masyarakat pedesaan kini dapat mengakses layanan perbankan tanpa harus datang ke cabang konvensional.

Di balik kemudahan yang ditawarkan, transformasi keuangan ini juga menuntut perubahan perilaku masyarakat. Literasi teknologi dan keuangan menjadi keterampilan penting agar setiap individu mampu memanfaatkan kemajuan digital secara optimal. Mereka dituntut untuk teliti memilih aplikasi yang aman serta bijak mengelola data pribadi agar terhindar dari modus penipuan cyber yang semakin canggih.

Selain itu, digitalisasi keuangan mendorong masyarakat untuk membangun disiplin dalam pengelolaan pengeluaran. Berbeda dengan uang tunai yang terasa secara fisik, transaksi digital cenderung tidak terasa, memicu perilaku belanja impulsif. Oleh sebab itu, penggunaan fitur budgeting, limit transaksi, atau notifikasi pengeluaran menjadi krusial untuk menjaga stabilitas keuangan pribadi.

Teknologi juga memberikan peluang besar untuk mengakses produk-produk keuangan inovatif. Investasi bisa dilakukan dengan modal kecil melalui aplikasi, tanpa diperlukan pengetahuan teknis yang mendalam. Digital banking menyuguhkan transparansi melalui fitur analitik keuangan, sehingga nasabah dapat memantau portofolio, potensi keuntungan, serta risiko secara real-time dan lebih terukur.

Peluang usaha juga berkembang pesat dengan adanya teknologi cashless dan digital banking. Pelaku bisnis, terutama UMKM, kini dapat menerapkan metode pembayaran digital tanpa harus menyiapkan mesin EDC fisik yang mahal. Dengan QR code dan aplikasi pembayaran, toko kecil pun bisa merangkul konsumen lebih luas dan mengurangi risiko terkait pengelolaan kas fisik.

Perubahan teknologi turut merangkul berbagai sektor, mulai dari pendidikan, transportasi, hingga layanan kesehatan. Spp sekolah, ongkos transportasi online, dan pembayaran rumah sakit kini dilakukan tanpa uang tunai. Integrasi ini memudahkan masyarakat dalam membayar berbagai kebutuhan dengan satu akun digital, sekaligus mendorong efisiensi dan transparansi setiap transaksi yang dilakukan.

Keuntungan lain dari cashless dan digital banking adalah kemudahan akses terhadap kredit dan pinjaman. Proses pengajuan yang sebelumnya lama dan birokratis kini menjadi sederhana dengan digital scoring, verifikasi otomatis, hingga pencairan instan ke rekening pribadi. Hal ini membuka jalan bagi masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses layanan pembiayaan, sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan akses keuangan.

Masuknya teknologi ke ranah keuangan juga mendorong evolusi pembayaran lintas negara. Remittance internasional kini dapat dilakukan dengan biaya yang jauh lebih rendah dan proses yang lebih cepat dibanding cara konvensional. Platform digital banking memungkinkan masyarakat untuk mentransfer dana ke luar negeri tanpa harus terjebak dengan aturan bank tradisional yang kaku.

Di sisi lain, sikap kritis tetap perlu dipertahankan. Keamanan data dan privasi menjadi isu penting yang tidak boleh diabaikan. Masyarakat perlu memahami risiko dari kebocoran data finansial, virus atau malware, serta penipuan online yang terus berkembang. Edukasi dan perlindungan digital perlu diwujudkan oleh pemerintah dan pelaku industri agar konsumen tetap terlindungi di tengah arus inovasi.

Transformasi keuangan secara digital turut mendukung upaya pelestarian lingkungan. Cashless society mengurangi penggunaan kertas, plastik kartu, dan energi operasional bank konvensional. Efisiensi ini mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui digitalisasi, tanpa mengurangi kemampuan masyarakat untuk mengelola dan mengakses uang mereka.

Tidak hanya individu, literasi keuangan digital perlu menyentuh seluruh anggota keluarga. Anak-anak kini perlu dididik sejak dini untuk menggunakan teknologi finansial secara bertanggung jawab. Keluarga yang terbiasa mengelola uang dengan aplikasi digital mampu merancang anggaran, memantau pengeluaran bersama, hingga mempersiapkan dana pendidikan dan tabungan jangka panjang.

Namun demikian, perlu disadari bahwa akses teknologi belum merata di seluruh penjuru negeri. Masih ada tantangan digital divide yang menyebabkan sebagian masyarakat kurang mendapat manfaat cashless dan digital banking. Upaya pemerataan infrastruktur dan edukasi teknologi harus terus dilakukan, agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati kemudahan dan peluang yang ditawarkan oleh perubahan ini.

Perubahan pola pengelolaan keuangan melalui teknologi juga memicu inovasi kolaboratif antara pelaku industri dan pemerintah. Regulasi adaptif, perlindungan konsumen, serta pengembangan ekosistem keuangan digital menjadi kunci utama agar cashless society dan digital banking dapat berkembang secara sehat dan berkelanjutan.

Di masa depan, teknologi akan semakin mendominasi cara kita bertransaksi dan mengelola uang. Integrasi kecerdasan buatan, big data, dan blockchain akan membawa transparansi dan efisiensi yang lebih tinggi. Namun, kunci utama tetap pada peran manusia sebagai pengambil keputusan yang kritis dan bijak dalam memanfaatkan setiap inovasi yang ada.

Pada akhirnya, perubahan dari cashless menuju digital banking telah melahirkan era baru di bidang pengelolaan keuangan. Teknologi memudahkan hidup, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan membuka peluang berinvestasi bagi semua kalangan. Dengan kesadaran literasi keuangan dan pemanfaatan teknologi secara optimal, masyarakat dapat membangun kestabilan keuangan, menciptakan inovasi, dan melangkah lebih percaya diri dalam menghadapi perubahan zaman.

Melalui adaptasi dan kolaborasi di berbagai lini, perubahan teknologi dalam pengelolaan uang adalah pintu masuk menuju masyarakat yang inklusif, efisien, dan selalu siap menghadapi tantangan baru. Digitalisasi keuangan bukan sekadar pilihan gaya hidup, tetapi kebutuhan strategis yang menentukan daya tahan dan daya saing di masa depan. (*)

BAGIKAN:

Berita Terkait

1 dari 7

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *