AKARBERITA.com, Maros – Akibat intensitas curah hujan yang sangat tinggi di Kabupaten Maros tiga hari ini, membuat sejumlah wilayah terendam banjir. Menyikapi hal tersebut, Bupati Maros, AS Chaidir Syam mengunjungi Maros Baru yang juga ikut terendam banjir.
Bupati Maros, AS Chaidir Syam, saat ini ada delapan kecamatan yang terendam banjir. Dari delapan kecamatan ini Maros Baru merupakan daerah dengan kondisi terparah.
“Hari ini kita meninjau lokasi yang terkena bencana banjir, yang mana tiga hari ini cuaca memang sangat ekstrim. Ada delapan kecamatan yang terendam banjir, Maros Baru, Bontoa, Lau, Marusu, Bantimurung, Simbang, Turikale, dan Moncongloe Loe,” imbuhnya.
Untuk Maros Baru sendiri, ada delapan dusun yang terdampak, dengan perkiraan 1600 rumah yang terdampak. Chaidir pun memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros lebih siaga. Posko di berbagai wilayah harus aktif 24 jam.
“Akan disiapkan posko di semua desa, kelurahan dan kecamatan siap siaga dalam 1 x 24 jam. Sementara ini kita lagi identifikasi , mendata yang harus diberikan bantuan, dan tadi pagi kita juga mengecek kondisi logistik di BPBD insyaallah kita siap menyerahkan bantuan,” lanjutnya.
Chaidir pun menghimbau kepada seluruh masyarakat yang terdampak banjir tetap waspada dan siaga, mengingat debit air masih naik. Menurut BMKG, cuaca ekstrem akan berlangsung hingga bulan Februari, yang harus diwaspadai adalah ketika curah hujan yang sangat tinggi bertepatan dengan waktu air pasang seperti saat ini.
“Tetap waspada, tidak boleh lalai, kita tetap siaga. Menurut BMKG sampai bulan Februari cuaca sedikit ekstrem sehingga kita semua perlu hati hati,” ujarnya.
Sementara itu BPBD Kabupaten Maros, Fadly mengatakan, delapan kecamatan yang terendam banjir memang merupakan kecamatan yang sering dilanda banjir.
“Tidak semua kecamatan terendam banjir. Kalau di Maros ada delapan kecamatan yang parah. Kalau dibilang naik air. Semuanya naik. Hanya saja tidak semuanya parah,” jelasnya.
Sementara untuk kecamatan lainnya yang hampir banjir, masih tetap dalam pantauan BPBD. Fadly membagikan, di seluruh wilayah yang terdampak banjir memiliki ketinggian air yang berbeda-beda.
“Seperti kecamatan Simbang tetap kita awasi. Disana juga terjadi bencana banjir, hanya saja belum termasuk kategori parah. Ada yang sudah setinggi dada, ada yang setingkat lutut. Bahkan sudah ada beberapa yang kami evakuasi dari rumahnya karena sudah tidak bisa lagi bergerak,” terangnya.
Masih menurut Fadly, warga yang diungsikan bisa memilih tempat ungsian mereka. Karena ada beberapa warga yang diungsikan meminta dievakuasi ke rumah keluarganya.
Memaksimalkan posko bencana, maka sesuai arahan Bupati Maros, posko bencana dibuka di setiap desa dan kelurahan. Untuk memudahkan proses evakuasi, BPBD juga menyediakan perahu politelin.
“Kita gunakan tiga perahu politelin. Dua standby mengevakuasi warga dan satu di kantor. Ada tiga tim yang kita bentuk, tapi ada juga beberapa relawan yang bergabung. Intensitas hujan masih akan terjadi dua hari kedepan, tingginya bisa mencapai 1,2 meter, sementara normalnya hanya 0,2 meter,” pungkasnya.
(Nurhaedah)