Headline

Kamis, 09 Januari 2025
Daerah

BRPABP3 Maros Gelar Webinar Untuk Kelompok Pembudidaya

AKARBERITA,com, Maros – Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Kabupaten Maros menggelar Web seminar (Webinar) ke kelompok pembudi daya. Hal tersebut digelar bertujuan untuk memperkenalkan terobosan terbaru yakni Penyuluhan Pakan Murah Mandiri (PAK RAHMAN) yang ditemukan belum lama ini.

Webinar ini juga menjadi ajang sosialisasi eksternal mengenai pencapaian yang didapatkan selama tahapan jangka pendek, termasuk hal-hal yang memerlukan tindakan perbaikan (continuous improvement) untuk kegiatan ini.

Kepala BRPABP3 Maros Kementerian Kelautan Perikanan A Indra Jaya Asaad menjelaskan PAK RAHMAN ini merupakan terobosan yang ditemukan dari hal sederhana , yang merupakan hasil riset  pakan di BRPBAP3 disampaikan ke pembudidaya melalui penyuluh.

“Tujuan pembudi daya ini kami sampaikan melalui pnyuluh yakni, untuk tahu kebutuhan nutrisi ikan yang dibudidayakan, juga untuk tahu bahan baku apa saja yang dibutuhkan untuk diracik menjadi pakan sesuai komoditas yang dibudidayakan. Petambak juga harus tahu cara memformulasikan dan membuat. Dengan hadirnya PAK RAHMAN ini,  kedepannya bisa menjadi peluang usaha bisnis skala desa,” terangnya.

Pelaksanaan webinar ini, kata dia, diikuti sekitar 600 orang peserta yang berhasil registrasi mulai dari pembudidaya, penyuluh perikanan, akademisi dan tenaga kependidikan dan beberapa unit pelaksana teknis KKP. Kepala pelabuhan perikanan serta kepala balai diklat aparatur Sukamandi yang dilakukan melalui aplikasi Zoom.

Indra menjelaskan, adapun konsep dasar yang diusung yaitu bagaimana scientific best practice yang didapatkan oleh para peneliti dapat menjadi materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada pembudidaya.

“Sehingga permasalahan budidaya khususnya masalah pakan dapat teratasi.  Hasil riset ini dibutuhkan oleh pembudidaya untuk melaksanakan bisnis proses budidaya di tambaknya. Karena kita tidak bisa pungkiri, kebutuhan operasional pakan menjadi kebutuhan dasar input akuakultur sebesar 60-70% dalam proses budidaya,” terangnya.

Meski terbilang terobosan baru, lanjut Indra, namun pembuatan PAK Rahman ini telah diimplementasikan sejak tiga bulan lalu ke Kelompok Pembudidaya Abbulo Sibatang, Kabupaten Maros.

“Berbagai tahapan yang sudah kita terapkan antara lain berupa alih teknologi formulasi dan pembuatan pakan kepada penyuluh yang akan mendampingi pembudidaya, kemudian dilakukan pendampingan kelompok hingga proses pembuatan pakan yang dilakukan oleh anggota kelompok dengan supervisi dari penyuluh dan peneliti BRPBAP3,” terangnya.

Dari pendampingan tersebut, ditemukan hasil yang didapatkan sampai saat ini (jangka pendek) yaitu anggota kelompok pembudidaya telah memiliki kemampuan menghitung formulasi pakan dan membuat pakan sendiri untuk kebutuhan mereka sesuai dengan target komoditas yang mereka budidayakan. Kelompok telah mengetahui bahan-bahan lokal yang mudah dijangkau dan murah sebagai bahan baku pembuatan pakan.

“Melalui webinar ini, kita ingin perkenalkan ke kelompok pembudi daya lainnya terkait Pak Rahman,” ungkapnya

Sementara itu peneliti dari kelompok nutrisi dan teknologi Pakan BRPBAP3 Dr Usman menambahkan, hilirisasi hasil riset perikanan budidaya dihasilkan oleh institusi riset yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama dalam hal ini pembudidaya.  Menurutnya BRPBAP3 telah menghasilkan hasil riset yang telah banyak diadopsi oleh pengguna termasuk kelompok pelaku utama.

Dia menambahkan, hal ini sejalan dengan arahan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 3 Tahun 2001 tentang Teknologi Tepat Guna, bahwa teknologi tepat guna yaitu teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat. Salah satu hasil riset dari BRPBAP3 yaitu riset formulasi dan pembuatan pakan untuk berbagai komoditas budidaya air payau. Riset ini telah banyak didiseminasikan ke pelaku utama di berbagai wilayah di Sulawesi Selatan bahkan sampai ke Bintuni Papua.

“Terobosan kami ini tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup,” pungkasnya.

(Naila)

BAGIKAN:

Berita Terkait

1 dari 707

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *