Headline

Jumat, 10 Januari 2025
Daerah

Akses Stand di FSK Dikeluhkan Pengusaha Lokal

AKARBERITA.com, Parepare – Pelaksanaan Festival Salo Karajae (FSK) yang digelar di kawasan Tonrangeng River Side (TRS) Kota Parepare, menyisahkan kekecewaan terhadap pengusaha muda yang ada di kota Habibie tersebut.

Mereka mengaku, tidak diberi akses yang cukup luas dalam kegiatan, yang mestinya menjadi ajang promosi usaha khususnya bagi pengusaha muda yang ada di Parepare.

Rayes, salah satu pengusaha muda Parepare mengatakan, selama sepekan pelaksanaan FSK, areal tersebut justru didominasi pengusaha luar.

“Sangat sedikit pengusaha lokal yang dilibatkan. Tidak ada open recruitment. Selain biaya sewa yang tidak pro terhadap pemberdayaan pengusaha muda, kami memang tidak pernah diajak,” katanya.

Dikonfirmasi terkait hal itu, Plt Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Parepare Amarun Agung Hamka membantah, dan menilai justru pengusaha lokallah yang tidak memiliki minat dengan kegiatan yang menelan anggaran sebesar Rp250 juta tersebut.

“Mereka kurang percaya kalau kegiatannya akan ramai dan menguntungkan jualannya,” jelasnya.

Dia menjelaskan, pihaknya tidak membatasi jumlah peserta yang ingin bergabung area kegiatan FSK. Bahkan, katanya, dua pihak event organizer masing-masing Smart Media dan Hahesa, telah melakukan promosi sebulan sebelum kegiatan digelar.

“Tapi tidak ada tanggapan dari lokal (pengusaha). Dan FSK berjalan sukses dengan perputaran uang yang mencapai miliaran rupiah di lokasi kegiatan,” katanya.

Sementara Iwan, pengelola EO Mahesa menjabarkan, setidaknya 18 stand didirikan dalam areal kegiatan FSK. Empat diantaranya diisi oleh pengusaha lokal. Sementara biaya sewa stand, kata dia, bervariatif, antara Rp1,5 juta hingga Rp5 juta.

“Jika itu dianggap tinggi, kami juga menyarankan perstand diisi beberapa pengusaha yang mungkin ingin join, sehingga biaya sewanya lebih ringan,” jelasnya.

Pada event serupa, tambah Iwan, dipersoalan biaya sewa stand memang kerap dianggap sebagai masalah oleh pengusaha lokal. Padahal, katanya, pihaknya selaku EO yang kerap bekerjasama dengan pemerintah menggelar kegiatan pameran amupun event serupa lainnya, membuka akses awal bagi pengusaha lokal.

“Jadi soal biaya sewa stand memang sudah menjadi alasan klasik pengusaha lokal sehingga kurang meramaikan event pameran pembangunan,” tandasnya.

(Dwi)

BAGIKAN:

Berita Terkait

1 dari 707

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *