Dr. Mulyana Machmud, S.E., M.Ak., CSES., CHCS
Akademisi Fakultas Bisnis Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada
AKARBERITA.COM, Parepare – Fenomena manajemen keuangan di tahun 2025 menunjukkan dinamika dan tantangan yang semakin kompleks bagi individu, perusahaan, dan institusi keuangan di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi nasional berada pada kisaran 5,1–5,5 persen, yang menjadi capaian positif di tengah perlambatan ekonomi global dan krisis geopolitik yang belum menentu. Di sisi lain, fluktuasi harga komoditas, kenaikan inflasi, dan volatilitas pasar tetap menjadi ancaman dan mendorong perlunya strategi pengelolaan keuangan yang adaptif.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Namun, daya beli masyarakat terancam oleh inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi individu yang harus mampu mengatur anggaran dengan lebih ketat dan selektif dalam mengambil keputusan keuangan.
Perusahaan dihadapkan dengan tuntutan efisiensi dan inovasi dalam tata kelola keuangan. Perubahan regulasi, kebijakan fiskal, serta digitalisasi membuat pelaporan keuangan dan strategi investasi harus lebih akurat dan berbasis data. Integrasi teknologi keuangan seperti fintech dan blockchain menjadi solusi sekaligus tantangan, karena membutuhkan transformasi sistem serta peningkatan literasi digital di lingkungan kerja.
Menurut OJK, stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga meski terjadi dinamika perekonomian domestik dan global. Lembaga keuangan nasional memperkuat sistem pengawasan risiko dan penerapan kebijakan adaptif untuk menjaga ketahanan terhadap guncangan eksternal. Peningkatan literasi dan inklusi keuangan juga menjadi prioritas agar masyarakat lebih siap menghadapi perubahan.
Individu semakin terdorong untuk menerapkan strategi pengelolaan keuangan yang bijak. Digitalisasi keuangan memudahkan monitoring pengeluaran, akses investasi, dan pengelolaan dana darurat melalui aplikasi keuangan modern. Di sisi lain, akses yang semakin mudah juga meningkatkan risiko penipuan online dan godaan konsumsi impulsif.
Inflasi di tahun 2025 masih cukup tinggi dan memengaruhi daya beli masyarakat. International Monetary Fund (IMF) mencatat bahwa tingkat inflasi di beberapa negara berkembang melonjak hingga 7% per tahun, sehingga masyarakat perlu menyesuaikan strategi pengelolaan keuangan secara berkala agar keuangan tetap sehat.
Kebijakan fiskal pemerintah di tahun 2025 diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Program belanja negara difokuskan pada penguatan sumber daya manusia melalui pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Pemerintah menyusun kerangka kebijakan ekonomi makro dan fiskal sebagai fondasi pembangunan agar tetap relevan di tengah perubahan global.
Di sektor perusahaan, manajemen keuangan bukan hanya soal pencatatan dan kontrol operasional, melainkan juga tentang pengambilan keputusan investasi strategis dan mitigasi risiko. Ketidakpastian politik serta resesi global menjadi alasan utama perlunya pengelolaan arus kas, modal kerja, dan investasi secara dinamis.
Literasi dan inklusi keuangan nasional terus didorong melalui berbagai survei, pelatihan, dan edukasi kepada masyarakat. Data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2025 oleh OJK akan memberikan gambaran level pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat terhadap produk jasa keuangan terbaru.
Pemerintah dan DPR terus melakukan pembahasan RAPBN untuk memastikan postur anggaran memberikan fungsi stabilisasi, alokasi, serta distribusi yang optimal. Keterlibatan semua pihak diharapkan mampu menjaga kesinambungan fiskal dan memperkuat komitmen dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Tekanan pada sektor jasa keuangan juga hadir dari perubahan global, seperti pelemahan ekonomi negara-negara besar dan konflik geopolitik yang memengaruhi ekspor, investasi, serta nilai tukar. Ketahanan sektor keuangan Indonesia diuji agar mampu bertahan dari guncangan eksternal ini dengan cara penyesuaian suku bunga dan kebijakan moneter yang tepat.
Transformasi digital pada sektor akuntansi manajemen memicu peningkatan efisiensi laporan keuangan sekaligus tuntutan transparansi dan akuntabilitas. Standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi perusahaan lokal mendorong terjadinya benchmark dan harmonisasi antara pelaku bisnis modern.
Individu yang cermat dalam manajemen keuangan menjadi lebih siap menghadapi kemungkinan deflasi tahunan, perubahan tren konsumsi, dan tekanan ekonomi, baik dalam ranah pribadi maupun bisnis. Data keuangan yang terstruktur, investasi jangka panjang, dan dana darurat adalah elemen penting dalam strategi pengelolaan keuangan masa kini.
Secara umum, fenomena manajemen keuangan tahun 2025 diwarnai oleh kebutuhan akan fleksibilitas dan kesiapan dalam menghadapi tantangan global dan domestik. Adaptasi terhadap digitalisasi, kebijakan fiskal pemerintah, serta literasi keuangan menjadi kunci utama dalam menciptakan stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi individu maupun institusi.
Dengan proyeksi ekonomi yang optimistis dan didukung inovasi teknologi, pengelolaan keuangan di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Semua pihak, baik pemerintah, perusahaan, maupun individu, diharapkan berkomitmen untuk terus membangun dan memperkuat pondasi manajemen keuangan yang inklusif, tangguh, serta berorientasi pada pencapaian kesejahteraan nasional.
(*)











