AKARBERITA.com, Parepare – Pasca tragedi ledakan dan kebakaran di depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, PT (Persero) Pertamina Kota Parepare massif melakukan sosialisasi dan pelatihan kesiapan dan kesiagaan untuk mengantisipasi jika terjadi keadaan darurat. Pertamina Parepare mengkalim, stabdar keamanan yang diterapkan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), termasuk bagi warga yang berada di zona ring satu, yang bermukim disekitar Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Parepare.
Area Manager Communication Relations CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan, fasilitas sarana yang dimiliki Pertamina Parepare, menerapkan sistem double standar untuk memaksimalkan upaya keamanan masyarakat yang bermukim di areal berdekatan dengan depo BBM Pertamina.
“Terkait dengan wilayah permukiman warga yang berdekatan dengan zona depo BBM, menjadi perhatian kami untuk selanjutnya kita bahas dengan pemerintah setempat, baik terkiat penataan wilayah, maupun tata ruang,” ujarnya.
Salah satu standar sefty yang diterapkan, kata dia, dengan adanya pipa pemadam kebakaran yang mengelilingi bangunan di Pertamina, guna mengantisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Secara rutin juga kita lakukan pelatihan bagi warga yang bermukim di wilayah ring 1, terkait keadaan darurat, pelatihan bencana, pemadaman api, termasuk simulasi darurat bagi warga. Dan tahun lalu kita bagikan 30 alat pemadam kebakaran bagi warga sekitar,” paparnya.
Namun berbeda dengan pengakuan warga yang bermukim di zona ring satu TBBM Pertamina Parepare. Sejumlab warga mengaku tidak mengetahui sistem penanggulangan bencana, kerena tidak pernah dilibatkan pada kegiatan pelatihan penanggulangan bencana yang dilakuman Pertamina.
Rusli Djafar, salah satu jurnalis Parepare yang mengaku pernah mengikuti kegiatan pelatihan bencana yang digelar Pertamina Parepare, justru menilai kegiatan tersebut tidak menyentuh warga sekitar yang paling rentan ketika terjadi bencana terkait TBBM Pertamina. “Yang ada hanya perwakilan warga, itupun hanya beberapa orang. Dan kami yakin, pelatihan itu tidak menyentuh warga setempat,” ujarnya.
Sementara Fuel Terminal Manager Pertamina Parepare, Tony Kurniawan mengatakan, jarak aman antara depo Pertamina dengan permukiman warga, sudah sesuai stabdar, salah satunya yakni berdasarkan kapasitas tangki timbun.
“Jika menganut standar yang ada, itu sudah ideal. Untuk tangki kapasitas 2.500, jarak amannya 30 meter dari permukiman warga. Sementara jarak tangki namam yang terdekat dengan permukiman warga, sekitar 50 meter,” tandasnya.
(Ayu)