AKARBERITA.com, Maros – Pemerintah Daerah Kabupaten Maros menggelar upacara peringatan HUT ke-50 KORPRI di lapangan Pallantikang Kantor Bupati Maros. Kegiatan yang digelar Senin (29/11/2021) ini, dirangkaikan dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ke-76.
Bupati Maros, AS Chaidir Syam menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh guru atas peringatan Hari Guru Nasional. Chaidir juga mengungkap selamat atas ulang tahun emas Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI).
“Mewakili seluruh masyarakat Kabupaten Maros, selamat ulang tahun emas kepada seluruh anggota KORPRI dimanapun berada. Ucapan terimakasih juga penghargaan setinggi-tingginya kepada segenap keluarga besar KORPRI yang sudah dan sedang mengemban tugas, mengemban tanggung jawab, serta mengembang pengabdian negara kepada bangsa dan negara,” ungkap Chaidir.
Upacara hari ini mengusung tema “ASN bersatu, KORPRI tangguh, Indonesia Maju”. Tema ini mengandung arti kebersatuan, kekompakan, dan ketangguhan yang dimiliki ASN akan dapat mendorong Indonesia tumbuh maju.
“Dengan usia yang sudah setengah abad, KORPRI bisa semakin bijak dan cerdas dalam bertindak. Bergaul baik dengan masyarakat, bisa meningkatkan kedisiplinan dan nasionalisme kerja,” bebernya.
Bupati Maros, AS Chaidir Syam bertindak sebagai pembina upacara membacakan pidato seragam Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim. Dirinya menyampaikan, akibat pandemi tahun lalu, guru dari Sabang hingga Marauke terpukul secara ekonomi, secara kesehatan dan secara batin.
“Tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian, guru mau tidak mau harus mendatangi rumah-rumah pelajar untuk memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran. Guru mau tidak mau harus mempelajari teknologi yang belum pernah mereka kenal. Guru mau tidak mau harus menyederhanakan kurikulum untuk memastikan murid mereka tidak berada dibawah tekanan,” ungkapnya.
Selain itu, dalam sambutannya menjelaskan kondisi peserta didik selama masa pandemi. Banyak dari peserta didik yang mengalami tekanan psikologis akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tidak hanya tekanan psikologis yang diderita peserta didik, guru juga banyak yang mengalami tekanan Ekonomi. Sangat wajar jika dalam kondisi ini banyak guru yang terdemotivasi (merasa lelah).
“Meskipun beberapa guru terdemotivasi, ini tidaklah berlarut-larut. Guru-guru kembali menyalakan obor semangatnya, guru menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan manusiawi. Guru menginginkan akses terhadap teknologi dan pelatihan yang relevan dan praktis, serta kurikulum yang sederhana dan bisa mengakomodasi kemampuan dan bakat setiap murid yang berbeda-beda,” lanjutnya.
Dalam sambutan seragam yang dibacakan, telah banyak keluh kesah guru-guru pelosok yang telah didengarkan. Dirinya menyadari, pandemi tidak memadamkan semangat para guru.
“Saat saya menginap di rumah guru honorer di Lombok Tengah, saat saya nginap di rumah guru penggerak di Yogyakarta, saat saya menginap bersama santri pesantren di Jawa Timur, saya sama sekali tidak mendengar kalimat putus asa. Saat sarapan bersama mereka saya mendengar trobosan-trobosan yang mereka inginkan di sekolah mereka,” tuturnya.
Chaidir berharap, dihari guru ini seluruh komponen pendidikan mulai dari guru, murid, hingga orang tua, bisa bersinergi menciptakan semangat belajar yang merdeka dan penuh cinta guna memberikan hasil yang terbaik untuk dunia pendidikan di Indonesia. Termasuk meningkatkan SDM Pendidikan di Kabupaten Maros
Menutup acara tersebut, dirangkaikan juga dengan Pelantikan 10 Dewan Pengurus Pendidikan kabupaten Maros periode 2021-2026.
(Nurhaedah)